Kata itu gampang dan
sangat ringan untuk di ucapkan, namun di balik gampang dan ringan untuk
diucapkan memiliki arti yang amat dalam, “..Dengan Izin Allah..” ya
begitulah artinya, dari atinya pun sangat simple tapi pemaknaannya
sangat dalam tak sedangkal pengucapannya. Segala sesuatu di dunia ini
bahkan di Alam semesta ini tidak akan terjadi tanpa kehendak-Nya. Dia
lah yang maha berkehendak. kalau di kantor-kantor, kita bisa analogikan,
segala sesuatu yang terjadi di kantor harus seizin atasan/manager yang
mempunya otoritas tanggung jawab, dan inipun kadangkala banyak kejadian
yang terjadi tanpa sepengetahuan atau izin atasan/Manager, bahkan hal
yang negatifpun kadang tak terpantau oleh mereka. Tak ada yang luput
dari pandangan Allah semuanya dalam gengamannya, jumlah butir pasir di
muka bumi inipun Allah mengetahuinya, saya sedang menulis tulisan inipun
Allah mengetahuinya. jangankan yang tersurat yang tersirat tersembunyi
dalam lubuk hati kitapun Allah pun mengetahuinya. Dia lah Allah, tak ada
yang luput dari pandangan-Nya.
Kita manusia kadang lupa akan adanya yang
Maha Melihat, Maha Mendengar,dan Maha Kekehendak. Seolah-olah kita
hidup dan melangkah di muka bumi ini kita yang mengatur dan kita yang
mengedalikan, padahal tidaklah demikian karena segala sesuatu itu telah
di rancang oleh Allah jauh sebelum kita dilahirkan atau kata pak Uztad
bilang Zaman Azali ( zaman yang tidak ada awalnya), ibarat komputer
segala sesuatu telah diprogram ya..tinggal running aja. karena segala
suatu telah ada Qadha dan Qaddar-Nya.
“ yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya“. (QS .Al-Furqan ayat 2).
“ yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya“. (QS .Al-Furqan ayat 2).
Saya teringat cerita teman saya,
dikisahkan ada sorang bapak kepala keluarga yang hidup mewah, bapak
tersebut seorang pejabat dari sebuah kantor pemerintahan, hidup
berweh-mewahan membuat bapak itu lupa akan jati dirinya sebagai ciptaan
Allah. segala sesuatu yang ia ingin miliki pasti bisa ia miliki, bahkan
pengeluarannya (cost of life)/biaya hidup dari keluarganya lebih besar
dari pendapatan (income) resmi dari bapak itu, tapi semua itu bisa
diatasi oleh si bapak, bahkan masih bisa punya deposito lagi. Di balik
gagah dan hebatnya si bapak ada sosok istri yang soleh ( tidak sperti
kebanyakan istir pejabat lainya, si ibu ini justru sebaliknya sangat
takut hal-hal yang berbau dosa), walaupun sang suami yang gampang marah
dan selalu mementingkan urusan dunia (hedonisme), si ibu tetap bersabar
dan kadang kala harus bersimpu di hadapan Allah, tempat satu-satunya
untuk mengadu. si ibu kadang miris dengan apa yang di hadapinya,
sesekali ia meragukan kehalalan rezeki yang di dapat suaminya, ia sadar
betul bahwa bukan dari makanan yang bergizi saja yang membuat
keluarganya sehat, tapi bagaimana cara mendapatkan rezeki untuk membeli
makan sehat itu lebih diutamakan (halalan thoyibah).
pada suatu hari si bapak akan berangkat ke luar kota untuk menemui rekanan kantornya,
” mami, besok papi mau berangkat ke luar kota mau menemui rekanan kerja papi, mungkin dua hari papi di sana“, kata si bapak.
” ya ..Insya Allah papi ” si ibu mendoakan dengan nada yang lembut.
“ah..ini bukan Insya Allah lagi, tiket sudah dibeli…,semunya sudah di atur sama rekanan kantor papi, papi tinggal berangkat aja lagi“, si bapak menjelaskan.
“bukan begitu pi, siapa tau besok gak jadi berangkat, kan kita berencana tapi Allah yang memutuskan” imbuh si ibu.
“oh…jadi mami tidak suka papi berangkat, mami harusnya mendukung papi, papi banting tulang hilir mudik hanya semata mencari uang mi, demi keluarga kita“, dengan nada yang tinggi si bapak kelihatan emosi.dan si ibu pun nampak kelimpungan dengan nada bicara si bapak yang mulai marah sambil berkata
” iya pi, mami mendukung usaha papi, maaf kan mami pi”..
pada suatu hari si bapak akan berangkat ke luar kota untuk menemui rekanan kantornya,
” mami, besok papi mau berangkat ke luar kota mau menemui rekanan kerja papi, mungkin dua hari papi di sana“, kata si bapak.
” ya ..Insya Allah papi ” si ibu mendoakan dengan nada yang lembut.
“ah..ini bukan Insya Allah lagi, tiket sudah dibeli…,semunya sudah di atur sama rekanan kantor papi, papi tinggal berangkat aja lagi“, si bapak menjelaskan.
“bukan begitu pi, siapa tau besok gak jadi berangkat, kan kita berencana tapi Allah yang memutuskan” imbuh si ibu.
“oh…jadi mami tidak suka papi berangkat, mami harusnya mendukung papi, papi banting tulang hilir mudik hanya semata mencari uang mi, demi keluarga kita“, dengan nada yang tinggi si bapak kelihatan emosi.dan si ibu pun nampak kelimpungan dengan nada bicara si bapak yang mulai marah sambil berkata
” iya pi, mami mendukung usaha papi, maaf kan mami pi”..
Besok harinya si bapak sangat sumeringah,
nampak sangat senang sekali sibapak akan berangkat jam 10 pagi ini
sebelunya akan ke kantor terlebih dahulu, tapi setelah tiba di kantor si
bapak terkejut sekali, orang kejaksaan telah menunggunya untuk di bawa
kekejaksaan untuk dimintakan keterangan atas adanya penyimpangan dana
dan proyek yang tak sesuai standar ( ada dugaan korupsi yang dilakukan
sang Bapak), si bapak itu sempat berkilah dan meronta untuk di bawa ke
kejaksaan, ia mengatakan bahwa saya ada tugas keluar kota, dan meminta
untuk ditunda karena pesawat yang akan membawanya segera berangkat.
setelah dibawa ke kejaksaan untuk diperiksa si bapak sempat melihat
televisi ada berita tentang berita Jatuhnya pesawat, semua Crew dan
penumpang pesawat tewas semua. Nampak muka si bapak berubah semakin
pucat, lama-kelamaan mulai butiran-butiran air mata nampak mengalir dari
raut mukanya yang putih memucat seraya berucap
” ya Allah memang semua Engkau yang kendalikan ya Allah, ampunilah hambaMu yang sombong ini ya Allah, segala sesuatu tak ada yang tak luput dari pandangan-Mu ya Allah, terima kasih ya Allah Engkau masih beri aku hidup ya Allah, akan ku gunakan waktu ku sebaiknya ya Allah” lantas si bapak bersujud di lantai kejaksaan, dan orang di kejaksaan pun heran, ada apakah gerangan dengan si bapak?. Dan si bapak menjelaskan ke pada orang di sekelilingnnya
“saya sangat bersyukur sekali telah di bawa bapak kemari, ini adalah kehendak-Nya, kalau bapak tidak datang tadi pagi untuk menjemput saya, pastilah saya akan bersama orang-orang yang tewas dalam pesawat itu“
ternyata pesawat yang jatuh itu adalah pesawat yang harusnya di naiki oleh sang bapak keluar kota. Maha besar Allah dengan segala kehendak-Nya.
” ya Allah memang semua Engkau yang kendalikan ya Allah, ampunilah hambaMu yang sombong ini ya Allah, segala sesuatu tak ada yang tak luput dari pandangan-Mu ya Allah, terima kasih ya Allah Engkau masih beri aku hidup ya Allah, akan ku gunakan waktu ku sebaiknya ya Allah” lantas si bapak bersujud di lantai kejaksaan, dan orang di kejaksaan pun heran, ada apakah gerangan dengan si bapak?. Dan si bapak menjelaskan ke pada orang di sekelilingnnya
“saya sangat bersyukur sekali telah di bawa bapak kemari, ini adalah kehendak-Nya, kalau bapak tidak datang tadi pagi untuk menjemput saya, pastilah saya akan bersama orang-orang yang tewas dalam pesawat itu“
ternyata pesawat yang jatuh itu adalah pesawat yang harusnya di naiki oleh sang bapak keluar kota. Maha besar Allah dengan segala kehendak-Nya.
Manusia adalah hamba yang dhoif (lemah),
sepatutnya lah kita berserah diri kepada Allah atas segala sesuatu yang
kita kerjakan. kita boleh punya rencana, tapi yang paling akhitr
menentukan ialah Allah Azawazalah. Insya Allah memang dangkal dalam
pengucapan tapi sangat dalam artinya.
semoga cerita tulisan saya ini bermanfaat, insya Allah….., Amin…
semoga cerita tulisan saya ini bermanfaat, insya Allah….., Amin…
sumber : http://agama.kompasiana.com/2010/07/17/manusia-hanya-bisa-berencana-dan-tuhan-yang-memutuskan-196638.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar